Minggu, 18 September 2011

fakta baru tentang Bahasa Indonesia

Dulu  saat orang - orang bertanya, "kenapa suka bahasa Indonesia?", maka saya akan menjawab, "karena ilmu bahasa adalah ilmu yang tidak mutlak seperti ilmu matematika dan kimia. Contoh kecilnya 1+1=2, sampai kapanpun hasilnya tetap 2 dan tidak akan berubah. Tapi bahasa Indonesia berbeda dengan ilmu tersebut. Seiring berjalannya waktu, maka akan terjadi perubahan. Seperti kata ibu yang mengalami perluasan makna (yang saya pelajari sewaktu smp). Dulu kata ibu hanya untuk menggambarkan sebagai orang yang melahirkan kita, tapi sekarang pemakaiannya digunakan untuk wanita yang lebih tua dari kita. Tapi saat kuliah disemester 3, saya mendapatkan fakta baru tentang bahasa Indonesia. Tepat dihari pertama masuk. Bahwa setiap suku kata bahasa Indonesia pasti mengandung salah satu huruf vokal A, I, U, E, O. Dan sampai saya menulis ini, saya membenarkannya. Juga tentang didahulukannya kata benda daripada kata sifat dalam kalimat bahasa Indonesia. Contoh dalam kalimat rumah bagus. Sementara saya menolak statement itu karena saya menemukan kalimat secantik bidadari yang merupakan pendahuluan kata sifat. Tapi seorang teman memberitau kalau kalimat itu bukan kalimat bahasa Indonesia karena tidak mempunyai makna. Tidak jelas apa yang menjadi secantik bidadari. Jadi saya setuju dengan hal ini. Mungkin nanti saya akan menemukan fakta baru mengenai bahasa Indonesia yang hanya bisa saya dapat di bangku kuliah. Membuat saya semakin cinta dengan keunikan bahasa Indonesia.

Minggu, 11 September 2011

semua berawal dari mimpi

Beberapa kali saya sering melihat mengenai kisah - kisah manusia sukses dan yang tidak sukses. Dari sana saya menemukan fakta yang menginspirasi saya kalau setiap hal yang akan terjadi berawal dari mimpi. Tentu ini bukan mimpi saat kita tidur. Tapi mimpi mengenai sesuatu hal yang kita harap bisa terjadi. Misalkan "saya ingin menjadi seorang guru". Tanpa kita sadari kalau saat itu kita sedang bermimpi, meskipun hanya dengan ucapan. Yang menjadi permasalahan adalah bagaimana usaha kita dalam mewujudkan mimpi tersebut. Kalau hanya mengucapkan kalimat itu tanpa ada usaha tentu mimpi itu akan terus menjadi mimpi. Dan ketika kita mulai membangun usaha untuk mewujudkan mimpi, kendala kembali datang. Membuat kita seakan ingin menyerah dari perjuangan ini. Yang paling menyakitkan adalah ketika penghapus mimpi itu adalah teman, keluarga bahkan orang tua kita sendiri. Mereka mengatakan kalau keadaan kita tidak memungkinkan untuk menjadikan mimpi itu nyata. Bahkan mengatakan kalau itu hanya akan menjadi mimpi di siang bolong. Itu yang saya dapatkan dalam sebuah seminar di Gedung Dharma Wanita, Kuningan, Jakarta Selatan.
Percaya atau tidak kalau ada profesor Indonesia yang mengajar fisika di kampus - kampus terbaik di Amerika. Juga mahasiswa indonesia yang mendapat nilai straight A di kampus Amerika juga kenyataan.
Mengutip pembicaraan Agnes Monica dalam acara "just Alvin" di metro tv. Kenapa Agnes bisa menjadi presenter di acara besar di Amerika? Jawabannya karena dia bisa. Selama ini kita tidak bisa melakukannya karena kita menganggap diri kita tidak bisa. Kata "TIDAK BISA" itulah yang selalu melekat dipikiran kita sehingga membuat raga kita tidak bisa melakukannya. Bukankah Allah selalu bersama dengan pikiran kita?. Jadi kita harus mencoba memberikan pikiran positif pada diri kita sendiri. Karena mimpi ini adalah mimpi diri kita sendiri, bukan orang lain. Kita yang menentukan apakah mimpi ini pantas menjadi kenyataan atau tidak!!!!

Beberapa kisah orang sukses yang menginspirasi saya:
1. B.J Habibie = Saat semua orang di dunia mengatakan "orang Indonesia tidak akan bisa membuat pesawat terbang", maka Habibie mampu melakukannya.
2. Bapak Tukang cincau = hanya dengan bekerja sebagai pedagang cincau, bapak itu mampu menyekolahkan anaknya hingga menjadi seorang abri.
4. J.K Rowling = saat beberapa penerbit menolak karyanya, justru karyanya menjadi sebuah karya yang fenomenal.
5. William Hakim* = meskipun tanpa nobel fisika, tapi proyek nuklir yang menjadi kerja sama antara ITB dan MIT berhasil ia pimpin.

*= meskipun hanya tokoh dalam novel, namun sosoknya benar - benar nyata dalam kehidupan.